oleh : Atep T. Hadiwa
PENGANTAR
MTs As Sakinah merupakan lembaga pendidikan tingkat dasar yang berada di bawah naungan Kementerian Agama Kantor Kabupaten Ciamis, berdiri pada tahun 1992. Bermula dari adanya keinginan masyarakat untuk mendirikan lembaga pendidikan, dan semakin tingginya minat masyarakat Desa Cibeureum dan sekitarnya untuk menyekolahkan putra-putrinya. Atas inisiatif para tokoh masyarakat Kecamatan Panjalu pada saat itu yang kini telah menjadi wilayah kecamatan baru yaitu Kecamatan Sukamantri, yang digagas oleh beberapa tokoh pendidikan di antaranya Bapak H. Ikin, Bapak H. Enjom Janglar, Bapak Suryana, Bapak Kapten Akodin, serta dukungan penuh dari Kepala Dusun Caringin, Kepala Desa Cibeureum, dan Camat Kecamatan Sukamantri, akhirnya berhasil diwujudkan pembangunan ruang belajar sebanyak 2 lokal tanpa ruang kantor dan ruang guru. Adapun tanah yang dipergunakan untuk mendirikan bangunan adalah tanah wakaf dari keluarga Bapak H. Mustofa (alm) dan keluarga Bapak H. Mansur, serta hasil pembelian sendiri seluas 140 m², dan luas tanah seluruhnya yaitu 1.226 m². Sejak tahun pelajaran 1993/1994 ruang belajar sudah menggunakan fasilitas gedung millik sendiri yang berlokasi di Jalan Yudhasantana, Dusun Caringin, Desa Cibeureum, Kecamatan Sukamantri, Kabupaten Ciamis.
MTs As Sakinah berlokasi di wilayah utara tatar galuh Ciamis. Ciamis merupakan salah satu kota kabupaten di Propinsi Jawa Barat yang terletak di bagian timur kota Priangan, julukan lain Jawa Barat. Di bagian utara kota Ciamis terdapat salah satu kota kecil, yaitu Panjalu. Kota Panjalu terletak sekitar 100 km dari kota Bandung (ibu kota Propinsi Jawa Barat), sekitar 75 km dari kota Cirebon, dan sekitar 30 km dari arah ibu kota kabupaten Ciamis. Di Panjalu terdapat sebuah obyek wisata, yaitu ‘Situ Lengkong’. Jika menyusuri jalan alternatif dari ‘Situ Lengkong’ yang menghubungkan wilayah Kabupaten Ciamis dengan wilayah Kabupaten Majalengka, maka kira-kira kuang lebih 8 km akan sampai di sebuah wilayah pedesaan yaitu Desa Cibeureum, Kecamatan Sukamantri.
Wilayah Kecamatan Sukamantri secara umum beriklim sejuk karena berada di atas ketinggian di atas 3000 meter dari permukaan laut. Sebagai wilayah yang keadaan geografisnya didominasi oleh perbukitan dan lahan pertanian, maka karakteristik wilayah dan masyarakatnya sangat unik. Sebagian besar masyarakat berprofesi sebagai wirausahawan bidang pertanian. Namun, tidak sedikit pula masyarakat Kecamatan Sukamantri yang berhasil mengembangkan usahanya di luar daerah. Dengan demikian, maka kebutuhan lembaga pendidikan di wilayah ini sangat diperlukan untuk menunjang pengembangan kualitas masyarakatnya.
Seiring perkembangan dalam perjalanannya, kini MTs As Sakinah telah berusia lebih kurang 21 tahun. Dalam usianya yang 21 tahun itu, berarti sudah berada dalam fase remaja menjelang masa dewasa. Oleh karena itu, kalau tidak ada aral melintang berarti tidak lama lagi MTs As Sakinah akan menjelma menjadi sosok yang dewasa. Walaupun dalam keterbatasan, MTs As Sakinah terus berkiprah menjunjung amanat masyarakat dan pemerintah dalam mengelola pendidikan.
PENGALAMAN NUANSA PROGRAM AUSAID
Sungguh merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi kami ketika berkesempatan untuk mendapatkan bantuan dalam bentuk Program Kemitraan AEPI 1 AUSAID. Bagaimana tidak, karena bagi kami hal tersebut merupakan suatu anugrah yang sangat besar makna dan manfaatnya. Dari rangkaian program tersebut kami belajar banyak, sehingga memperoleh pengalaman baru yang selama ini jarang sekali kami peroleh. Sebagai lembaga pendidikan, pada saat ini kami pun dituntut untuk mempersiapkan diri terutama dalam menjawab tantangan agar terjadi perubahan dan peningkatan.
Program Kemitraan telah memberikan penawar haus dan dahaga, ketika kondisi kami yang sebenarnya dihadapkan pada tuntutan memenuhi amanat Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
1. Bagaimana kondisi awal kami?
Jika parameter kelayakan lembaga pendidikan disandarkan pada proses penilaian secara komprehensif terhadap kelayakan dan kinerja atau program pendidikan yang mencakup 8 komponen standar nasional pendidikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, maka potret kami pada saat belum mengikuti Program Kemitraan dapat digambarkan sebagaimana EDM yang kami lakukan. Sekilas paparan kondisi kami sebelum mengikuti Program Kemitraan, adalah sebagai bertikut.
• Standar Isi
Kondisi kami sebelum mengikuti Program Kemitraan di antaranya; dokumen KTSP 1 dan 2 belum sempurna sehingga perlu mereview (workshop) dokumen 1, dokumen silabus dan RPP dengan melakukan perbaikan serta penyempurnaan. Demikian pula kondisi sarana dan alat ekstra kurikuler yang belum memadai, misalnya kekurangan kostum Paskibra dan alat-alat seni.
• Standar Proses
Terkait dengan standar proses, kondisi kami pada saat itu di antaranya perlu mencetak dan menggandakan dokumen silabus dan RPP, jumlah buku baik buku teks pelajaran maupun buku referensi yang belum memadai. Media dan alat pembelajaran lainnya seperti alat peraga IPA, IPS, Penjaskes, Keagamaan, dan TIK juga belum memadai.
• Standar Kompetensi Lulusan
Mengenai standar kompetensi lulusan, dapat kami gambarkan di antaranya; perlu pengadaan media belajar untuk kelompok mata pelajaran IPTEK, dan perlu pengembangan sarana untuk kegiatan ekstrakurikuler, misalnya sarana seni dan olahraga.
• Standar Tenaga Pendidik dan Kependidikan
Dalam hal standar tenaga pendidik dan kependidikan, di madrasah kami perlu meningkatkan beberapa hal yaitu; mendorong guru untuk meningkatkan kualifikasi ijazah yang dimiliki, menyelesaikan program S1 dan memiliki akta mengajar, serta mendaftarkan 3 orang guru untuk segera mengikuti program sertifikasi guru.
• Standar Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang kami miliki sebagian besar perlu ditata dan diperbaiki di antaranya; ruang kepala dan guru, ruang UKS, ruang TU. Ruang toilet belum memadai sehingga perlu penambahan. Papan tulis (white board), alat olahraga, alat seni dan keterampilan belum memadai. Perlu penataan lingkungan sekolah dengan penghijauan taman sekolah, yaitu pemagaran sederhana, pembuatan tempat sampah, pengadaan/pembenahan taman sekolah, dan pengerasan halaman.
• Standar Pengelolaan
Mengenai standar pengelolaan, kondisi kami pada saat itu di antaranya bahwa dokumen EDM dan RKM belum terencana dengan baik. Visi dan misi belum tersosialisasikan dengan baik, sehingga perlu merencanakan berbagai workshop dan rapat-rapat perencanaan.
• Standar Pembiayaan
Dalam hal standar pembiayaan, kondisi kami di antaranya; perlu menggali sumber lain untuk pemenuhan kebutuhan anggaran, perlu menjalin kerjasama dengan pihak tertentu/pihak lain sebagai sumber dana, misalnya dengan alumni.
• Standar Penilaian Pendidikan
Sedangkan dalam hal standar penilaian, kami perlu meningkatkan penguasaan sistem penilaian oleh para guru, serta perlu dorongan dengan mengikuti diklat untuk melakukan pengembangan sistem penilaian.
2. Mengapa kami mendapat Program Kemitraan?
Berawal dari edaran yang kami ketahui sekitar akhir tahun 2011, kami mencoba mengirimkan usulan awal tentang profil madrasah melalui email. Kemudian tanpa kami duga ternyata madrasah kami ditetapkan sebagai Nominator Madrasah Sasaran Program Kemitraan Pendidikan Indonesia-Australia, sesuai dengan Surat Direktorat Jenderal Pendidikan Islam dalam hal tersebut melalui Direktorat Pendidikan Madrasah nomor DT.l.l/4/PP.00/68/2012, tertanggal 25 Januari 2012, perihal Nominasi Madrasah Sasaran Program Kemitraan Pendidikan Indonesia-Australia yang kami terima pada tanggal 6 Februari 2012.
Kemudian kami mengirimkan kelengkapan syarat mengikuti Program Kemitraan tersebut di antaranya dengan melampirkan berkas kelengkapan yang terdiri dari; (1) Copy Sertifikat NSM, (2) Struktur Organisasi Madrasah, (3) Struktur Organisasi Komite Madrasah, (4) Copy Rekening Bank, dan (5) Keterangan Keberadaan Siswa dalam Tiga Tahun Terakhir.
Akhirnya madrasah kami resmi terpilih menjadi madrasah sasaran program, selanjutnya kami dibimbing serta mendapat pendampingan dari SNIP Jawa Barat yaitu UNISBA selama tiga semester sejak bulan Juli 2012 sampai dengan Desember 2013.
3. Apa saja yang kami peroleh dari Program Kemitraan?
Banyak hal yang kami peroleh dari Program Kemitraan ini, di antaranya (1) peningkatan pengetahuan manajemen pengelolaan madrasah, (2) peningkatan sarana dan prasarana belajar, (3) peningkatan sarana pendukung lingkungan madrasah lainnya.
Secara rinci misalnya kami memperoleh pengalaman diklat; Manajemen Berbasis Madrasah, Healty Leaving, Perpustakaan, KTSP, Paikem, Sekolah Efektif, dan Administrasi Madrasah.
Kemudian dengan memanfaatkan bantuan dana hibah dari Program Kemitraan ini kami dapat melaksanakan 18 program kegiatan, yakni; (1) penyusunan RKM, (2) memenuhi perlengkapan kelas, (3) memenuhi perlengkapan perpustakaan, (4) memperbaiki toilet, (5) memperbaiki UKS, (6) memperbaiki ruang kantor guru, (7) pengecatan gedung madrasah, (8) melengkapi sarana olah raga, (9) membuat fasilitas cuci tangan, (10) penghijauan taman madrasah, (11) perbaikan kantin, (12) pengadaan tempat sampah, (13) pengadaan alat peraga IPA, (14) melaksanakan workshop KTSP, (15) melaksanakan worksop PAIKEM, (16) melaksanakan workshop ICT, (17) pengerasan halaman, dan (18) perbaikan/pembenahan teras madrasah.
4. Apa saja bentuk peningkatan yang kami capai?
Tidak dipungkiri bahwa Program Kemitraan ini menjadikan kami mengalami peningkatan yang berarti. Hal ini dibuktikan, sebagai berikut.
• Madrasah kami telah memiliki dokumen 1 dan 2 KTSP selama 3 tahun terakhir;
• Madrasah kami dapat menyediakan dokumen terkait pemenuhan standar akreditasi;
• Terpenuhinya sebagian besar standar sarana prasarana penunjang akreditasi;
• Tersedianya dokumen EDM dan Rencana Kerja Madrasah (RKM);
• Terbentuknya peningkatan semangat pada diri seluruh warga madrasah untuk melakukan perubahan dan peningkatan.
5. Seperti apa kondisi akhir kami?
Setelah mengikuti Program Kemitraan madrasah kami jelas telah mengalami perubahan, yang sebelumnya perubahan itu sulit untuk dicapai karena hanya mengandalkan kemampuan sendiri yang sarat dengan keterbatasan. Jika diibaratkan, kondisi madrasah sebelum mengikuti Program Kemitraan ibarat “Hidup Enggan Mati Tak Mau”.
Namun setelah mengikuti Program Kemitraan, ternyata kondisi kami pun banyak berubah. Kondisi kami sekarang di antaranya:
• Kami telah menata lingkungan sedikit lebih baik, lebih tertib dari sebelumnya;
• Beberapa sarana penunjang telah mengalami perbaikan;
• Beberapa dokumen administrasi telah kami perbaiki.
Hal yang paling menggembirakan, bahwa madrasah kami telah mengikuti program VISITASI AKREDITASI – BAN SM pada tanggal 18-19 Desember 2013. Berdasarkan verifikasi pada visitasi akreditasi tersebut kami berharap madrasah kami tergolong sebagai lembaga pendidikan yang memenuhi kelayakan minimal “B” (mudah-mudahan “A”), karena akreditasi madrasah merupakan bentuk akuntabilitas publik dalam menyediakan layanan pendidikan yang bermutu, paling tidak sesuai dengan standar pelayanan minimal (SPM).
REKOMENDASI
Beberapa catatan kami tentang Program Kemitraan AEPI 1 AUSAID, sebagai berikut:
• Merupakan program yang prosesnya tidak rumit dan tidak birokratis;
• Memberikan pembelajaran yang baik untuk pengelola sekolah/madrasah;
• Menuntut untuk mewujudkan budaya kerja yang baik;
• Meningkatkan pengetahuan dan wawasan.
Berdasarkan catatan tersebut, maka sebagai rekomendasi kami sampaikan sebagai berikut:
• Hendaknya program seperti ini terus diadakan secara berkesinambungan, tidak hanya terhenti pada Program Kemitraan;
• Hendaknya para pengelola pendidikan madrasah mampu mentransfer aspek-aspek pengelolaan pendidikan sebagaimana dilatihkan pada Program Kemitraan;
• Konsep pemberian diklat, workshop, atau lainnya perlu terus diselenggarakan;
• Hendaknya pihak lain, pihak mana pun mencoba menyelenggarkan program serupa dengan proses yang tidak rumit dan tidak birokratis.